Kamis, 15 Desember 2011

Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran

Belajar kreatif telah menjadi bagian penting dalam wacana peningkatan mutu pembelajaran. Hingga kini kreativitas telah diterima baik sebagai kompetensi yang melekat pada proses dan hasil belajar. Inti kreativitas adalah menghasilkan sesuatu yang lebih baik atau sesuatu yang baru.
Hal tersebut sesuai dengan pendapatn Jeff DeGraff& dan Khaterine (2002)  menyatakan bahwa Creativity is core of all the competencies of your organization because creativity is what makes something better or new.
Produk baru bersifat relatif. Baru bisa bermakna sebagai hasil menyempurnakan, menambahkan, mengubah, mereposisi dari sesuatu yang ada sebelumnya sehingga sesuatu berubah menjadi lebih baik atau tampil beda. Baru juga bisa berarti tidak ada sebelumnya di dalam kelas atau di sekolah sendiri, di sini. Tidak peduli bahwa sesuatu itu sebenarnya sudah pernah ada di tempat lain. Jika kebaruan itu mencakup batas beberapa sekolah atau bahkan lebih dari itu, maka nilai kreativitasnya meningkat.
Apabila guru menggunakan konsep tersebut sebagai dasar pengembangan pembelajaran, maka masalah yang dihadapinya adalah bagaimana siswa dapat berkegiatan dengan menggunakan cara yang berbeda dari sebelumnya. Memilih cara melakukan sesuatu sehingga menghasilkan model berbeda dari yang sebelumnya.
Konsekuensi dari guru memerlukan data atau fakta mengenai proses  dan hasil belajar sebagai bahan perbandingan. Selanjutnya data digunakan untuk menentukan indikator pembeda.
Proses dan hasil belajar yang dijadikan bahan perbandingan pada prinsipnya dapat berasal dari produk siswa yang sama, internal sekolah, maupun dari sekolah lain, misalnya, dari sekolah yang mampu menghasilkan produk lebih unggul. Membandingkan proses belajar dan hasil belajar dengan produk internal disebut benchmarking internal, sedangkan membandingkan dengan proses dan hasil belajar dari luar sekolah disebut benchmarking eksternal.
Peta Profil Kreativitas
Jeff DeGraff dan Khaterine mengelompokkan kreativitas pada kuadran kiri dan kanan dalam diagram berikut:
Profil individu imajinif (imagine) memiliki kompetensi dalam mengembangkan kreativitas bersumber dari daya imajinasinya. Sesungguhnya setiap individu memiliki kemampuan menghayal, namun individu imajinatif mampu mewujudkan hayalannya dalam ide dan karya yang unik. Ujung dari hayalnya adalah berkarya.

Read More..

Upaya Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar Siswa

A. Latar Belakang



Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.


Read More..

Rabu, 14 Desember 2011

MODEL DAN POLA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING




A.         MODEL-MODEL BIMBINGAN
1.          Frank Parson, Menciptakan istilah Vocational Guidance yang menekankan ragam jabatan bimbingan dengan menganalisis diri sendiri, analisis terhadap bidang pekerjaan, serta memadukan keduanya dengan berfikir rasional
     dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data serta wawancara konseling.

Read More..

Selasa, 13 Desember 2011

Tips Mengobati Patah Hati karena Cinta

Anak-anak remaja sekarang, pasti rentan dengan yang namanya ‘Jatuh Cinta’. Apa lagi cewek, cewek tuh cenderung lebih mudah buat ngerasain yang namanya jatuh cinta. Nah, kalo dah jatuh cinta! Lupa sama semuanya, sama kerjaan rumah, sama teman, sama tugas sekolah. Kalo cinta tak sampai, maka Patah Hati yang harus dihadapi.

Read More..

Senin, 12 Desember 2011

Sesungguhnya, sifat kasar dan kekasaran adalah cara pribadi yang lemah untuk menyembunyikan kelemahannya.

_Mario Teguh_

Read More..

Minggu, 11 Desember 2011

Konseling

Read More..

Sabtu, 10 Desember 2011

Mahasiswa BK UBT

Read More..

By :
Free Blog Templates